Sikap atau perilaku tidak langsung yang mencerminkan ketidakpuasan atau kemarahan seseorang.
Passive-aggressive atau pasif-agresif adalah sebuah perilaku atau sikap yang mencerminkan rasa ketidakpuasan, perlawanan, atau kemarahan yang diekspresikan secara tidak langsung atau tersembunyi.
Orang yang memiliki perilaku passive-aggressive sering kali mengekspresikan kemarahan atau ketidaksetujuan mereka melalui tindakan yang tidak jelas, seperti sindiran, atau perilaku pasif lainnya yang dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam hubungan interpersonal.
Sikap passive-aggressive dapat terlihat dalam berbagai cara, seperti:
- Menyampaikan sindiran atau kritik secara tidak langsung.
- Melakukan tugas dengan lambat atau dengan tidak semangat.
- Menyembunyikan kemarahan atau ketidakpuasan di balik senyum atau ketenangan.
- Menolak berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai perasaan atau masalah yang ada.
- Memberikan umpan balik yang tidak jelas atau meragukan.
- Bersikap sebagai korban (playing victim) dalam situasi tertentu untuk menghindari tanggung jawab atau konfrontasi.
Contoh situasi yang menunjukkan sikap passive, aggressive, dan bentuk passive-aggressive-nya:
Situasi: Anda sedang bekerja di sebuah tim proyek di kantor, dan ada seorang rekan kerja yang sering kali mengabaikan tanggung jawabnya.
- Sikap passive
Anda berusaha menghindari konflik dan mengabaikan perilaku rekan kerja tersebut dan tetap melanjutkan tugas Anda tanpa mengambil tindakan apa pun untuk mengatasi masalahnya. Anda mungkin berpikir, “Mungkin dia akan berubah sendiri nanti.” - Sikap aggressive
Anda menemui rekan kerja tersebut secara langsung dan terang-terangan mengatakan kepadanya, “Kamu selalu mengabaikan tanggung jawabmu. Tolong mulai sekarang lakukan pekerjaanmu dengan serius atau kamu mendapat peringatan keras!” - Sikap passive-aggressive
Anda ingin menunjukkan ketidakpuasan Anda terhadap rekan kerja tersebut tapi tidak ingin mendatanginya secara langsung. Jadi, Anda sengaja menunda atau menahan informasi yang dia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Anda juga bisa memberikan komentar yang menyindir atau sinis saat dia mengajukan pertanyaan atau meminta bantuan, seperti “Oh, aku pikir kamu sudah sangat ahli dalam menghindari tanggung jawab.”
Perilaku passive-aggressive dalam situasi ini bisa menyebabkan ketegangan yang lebih besar dan mempersulit komunikasi di antara anggota tim. Sebaiknya, lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut dengan berbicara secara terbuka dan jujur kepada rekan kerja Anda, mengekspresikan kekhawatiran dan harapan Anda, dan mencari solusi bersama.