Penghalang imajiner antara penonton dengan karakter atau pementasan di panggung.
“Fourth wall” adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia seni pertunjukan, terutama dalam teater, film, dan televisi. “Fourth wall” secara harfiah merujuk pada dinding keempat dalam panggung teater yang membentuk ruang panggung, yang terlihat oleh penonton sebagai “dinding” yang memisahkan mereka dari apa yang terjadi di atas panggung.
Namun, dalam konteks artistik, “fourth wall” merujuk pada penghalang imajiner antara para karakter atau pementasan dengan penonton. Ini berarti penonton dianggap sebagai pengamat pasif yang tidak terlibat secara langsung dalam adegan atau tidak ada interaksi langsung antara karakter atau aktor dengan penonton.
“Breaking the fourth wall“, yang berarti menghancurkan atau melanggar “fourth wall” terjadi ketika karakter atau aktor di dalam pementasan menyadari keberadaan penonton atau berinteraksi langsung dengan mereka. Ini bisa berupa adegan di mana karakter berbicara langsung kepada penonton, menyadari bahwa mereka sedang dalam pementasan atau berada di dalam dunia fiksi, atau memberikan komentar tentang situasi di luar panggung.
“Breaking the fourth wall” dapat digunakan untuk menciptakan efek komedi, penekanan dramatis, atau untuk membangun ikatan emosional antara penonton dan pementasan. Hal ini juga dapat digunakan untuk memperkenalkan elemen metafiksi, di mana batasan antara kenyataan dan fiksi dihapuskan atau disusupi.