Masalah atau pola perilaku tertentu yang mungkin terkait dengan hubungan ayah-anak yang problematik.
“Daddy issues” adalah istilah yang merujuk pada masalah emosional atau psikologis yang mungkin dimiliki seseorang akibat hubungan yang rumit atau kurang sehat dengan figur ayahnya.
“Daddy issues” tidak selalu mengacu pada hubungan yang buruk dengan ayah secara harfiah, tetapi lebih kepada pengaruh yang dimiliki oleh hubungan dengan ayah dalam membentuk pandangan seseorang terhadap diri mereka sendiri. Dalam beberapa kasus, istilah ini juga bisa merujuk kepada pola hubungan cinta yang tidak sehat, seperti tertarik pada pasangan yang jauh lebih tua atau yang memiliki kecenderungan untuk mengendalikan.
Penting untuk dicatat bahwa “daddy issues” bukanlah istilah teknis dalam psikologi dan sering digunakan dalam cara yang meremehkan atau negatif.
Beberapa tanda dan perilaku yang mungkin terlihat pada orang yang disebut memiliki “daddy issues“.
- Mencari pengakuan: Orang yang memiliki “daddy issues” mungkin secara konstan mencari validasi atau pengakuan dari orang lain, terutama pada pria, mungkin karena mereka tidak mendapatkan ini dari ayah mereka.
- Ketidakstabilan dalam hubungan: Mereka mungkin memiliki pola hubungan romantik yang tidak stabil atau tidak sehat, seperti selalu menjalin hubungan dengan pria yang jauh lebih tua, atau pria yang suka mengontrol atau kasar.
- Rasa tidak aman: Mereka mungkin memiliki rasa insecure atau tidak aman yang mendalam, yang mungkin termanifestasi sebagai rasa takut ditinggalkan atau rasa tidak layak.
- Masalah kepercayaan: Mereka mungkin memiliki masalah dalam mempercayai orang lain, terutama pria, yang mungkin berakar dari pengalaman masa lalu dengan ayah mereka.
- Masalah dengan otoritas: Mereka mungkin memiliki masalah dengan figur otoritas pria, yang mungkin merupakan hasil dari hubungan yang buruk dengan ayah mereka.