Seseorang yang merasa ia adalah karakter utama dalam sebuah cerita.
“Main character syndrome” adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada orang yang berperilaku seolah-olah mereka adalah tokoh utama dalam sebuah cerita.
Mereka merasa bahwa di setiap peristiwa, meskipun kecil, memiliki arti yang mendalam dan penting dalam “cerita” mereka. Ini terkait dengan konsep “narcissism” (narsisme), di mana seseorang memiliki kecenderungan yang berlebihan untuk mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain.
Beberapa contoh situasi “main character syndrome” yang umum ditemui:
- Seorang siswa yang merasa setiap keputusan yang ia ambil (kelas yang diambil, klub yang dipilih, teman yang dapatkan) akan memiliki dampak dramatis dan mendalam pada masa depannya, seolah-olah ia adalah tokoh utama dalam film coming-of-age.
- Seorang pekerja yang merasa bahwa setiap konflik di tempat kerja secara langsung berkaitan dengan mereka, meskipun mungkin konflik tersebut melibatkan orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa setiap keputusan bisnis adalah plot twist dalam cerita karir mereka.
- Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk melihat setiap interaksi sosial atau peristiwa dalam hidup mereka sebagai bagian dari narasi yang lebih besar. Misalnya, mereka mungkin merasa bahwa pertemuan tak sengaja dengan seseorang di sebuah kafe adalah “tanda” atau bagian penting dari “cerita cinta” mereka.
- Seorang pengguna media sosial yang merasa perlu mendokumentasikan dan membagikan setiap detail kehidupan mereka, seolah-olah mereka adalah bintang dalam sebuah reality show.
- Seseorang yang merasa bahwa setiap tantangan atau kesulitan yang mereka hadapi adalah bagian dari “cerita kepahlawanan” mereka, di mana mereka harus mengatasi rintangan untuk mencapai tujuan mereka.