Menggambarkan sesuatu yang generik dan tidak unik.
Istilah “cookie cutter” secara harfiah merujuk pada alat pemotong kue yang digunakan untuk membentuk adonan kue menjadi berbagai bentuk tertentu sebelum dipanggang. Namun, dalam penggunaannya secara kiasan, terutama dalam konteks media sosial, internet, dan budaya populer, frasa “cookie cutter” digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap generik, monoton, dan tidak unik. Dengan kata lain, sesuatu yang “cookie cutter” adalah hal yang tampak seperti hasil dari produksi massal tanpa ada variasi atau kreativitas yang menonjol.
Misalnya, dalam dunia perfilman atau musik, sebuah film atau lagu yang dianggap “cookie cutter” biasanya mengikuti formula atau pola yang sudah sangat umum dan tidak memberikan sesuatu yang baru atau berbeda. Begitu pula dalam konteks gaya hidup atau penampilan, seseorang yang mengikuti tren fashion yang sangat generik dan tidak menunjukkan kepribadian atau kreativitasnya sendiri bisa disebut memiliki gaya “cookie cutter“. Ini mencerminkan pandangan bahwa mereka hanya meniru apa yang sudah ada tanpa mencoba untuk menonjol atau berbeda.