Hubungan satu arah antara seseorang dengan tokoh publik di mana seseorang merasa memiliki ikatan emosional meskipun tidak ada timbal balik.
Istilah “parasocial” berasal dari konsep psikologis yang menggambarkan hubungan satu arah antara seseorang (biasanya penonton atau penggemar) dengan tokoh publik seperti selebriti, influencer, atau karakter fiksi.
Dalam hubungan parasosial, individu merasa memiliki koneksi emosional dan ikatan yang mendalam dengan tokoh tersebut, meskipun hubungan itu sebenarnya tidak bersifat timbal balik. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh para sosiolog Donald Horton dan Richard Wohl pada tahun 1956.
Hubungan parasosial umumnya terbentuk melalui media massa seperti televisi, radio, film, dan kini semakin marak melalui media sosial. Misalnya, seorang penonton mungkin merasa seolah-olah mereka mengenal seorang aktor atau YouTuber karena sering menonton konten atau karya mereka. Meskipun aktor atau YouTuber tersebut tidak mengenal penontonnya secara pribadi, penonton mungkin tetap merasakan ada kedekatan emosional dan keterikatan.
Dalam konteks media sosial saat ini, hubungan parasosial semakin mudah terbentuk karena interaksi yang terlihat lebih langsung dan pribadi antara figur publik dengan pengikut mereka. Ini bisa diakibatkan oleh konten sehari-hari yang diunggah oleh selebriti atau influencer ke platform seperti Instagram, Twitter, atau TikTok yang memberi kesan bahwa mereka lebih ‘dekat’ dan mudah diakses.