Prinsip atau standar moral yang membantu seseorang membedakan antara benar dan salah.
“Moral compass” adalah istilah dalam bahasa Inggris yang merujuk pada prinsip atau standar moral yang digunakan seseorang untuk membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk.
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini bisa diterjemahkan sebagai “kompas moral”. Kompas moral ini berfungsi sebagai panduan internal yang membantu seseorang membuat keputusan etis dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan mereka.
Kompas moral seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pendidikan, budaya, agama, pengalaman pribadi, dan lingkungan sosial. Misalnya, seseorang yang diajarkan sejak kecil tentang pentingnya kejujuran dan integritas mungkin akan memiliki kompas moral yang kuat dalam hal kejujuran, membuat mereka cenderung selalu jujur dalam berbagai situasi. Kompas moral ini membantu seseorang menjalani situasi kehidupan yang kompleks dan membuat keputusan yang konsisten dengan nilai-nilai mereka.
Dalam penggunaan sehari-hari, istilah “moral compass” sering digunakan untuk menilai atau menggambarkan perilaku seseorang. Misalnya, jika seseorang selalu berusaha berbuat baik dan membantu orang lain, mereka mungkin dikatakan memiliki kompas moral yang baik. Sebaliknya, jika seseorang sering kali bertindak tanpa mempedulikan konsekuensi moral atau etis, mereka mungkin dikatakan memiliki kompas moral yang lemah atau rusak.
Frasa ini juga bisa digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti dalam penilaian kebijakan publik atau perilaku organisasi.