Usaha berpikir yang rumit dan sering kali tidak logis untuk membenarkan sesuatu yang sebenarnya sulit dibela dengan menggunakan logika.
Frasa “mental gymnastics” merujuk pada proses berpikir yang rumit untuk membenarkan atau menjelaskan sesuatu yang mungkin bertentangan dengan logika umum, prinsip moral, atau fakta yang ada.
Frasa ini sering digunakan dalam konteks negatif atau sarkastik untuk menggambarkan situasi di mana seseorang mencoba meyakinkan diri sendiri atau orang lain tentang kebenaran atau akurasi suatu argumen, pendapat, atau keyakinan dengan cara yang tampak dipaksakan atau bahkan tidak masuk akal.
Penggunaan “mental gymnastics” biasanya mengimplikasikan bahwa ada upaya untuk menghindari kesimpulan yang tidak menyenangkan, mengabaikan bukti yang bertentangan, atau mempertahankan pandangan yang sudah terbentuk tanpa mempertimbangkan informasi baru secara objektif. Proses ini sering kali melibatkan pembenaran yang kreatif tetapi tidak logis.
Contoh kalimat:
- “He went through all kinds of mental gymnastics to justify his late project submission, instead of admitting he simply procrastinated.“
(Dia melakukan segala macam akrobat mental untuk membenarkan pengajuan proyeknya yang terlambat, bukan mengakui kalau dia hanya menunda-nunda.) - “Listening to her mental gymnastics trying to explain why she broke the rules was both frustrating and amusing.“
(Mendengarkan akrobat mentalnya mencoba menjelaskan mengapa dia melanggar aturan itu sama-sama membuat frustrasi dan menghibur.)