Poser

Orang yang berpura-pura menjadi sesuatu, atau menyukai sesuatu, agar terlihat keren atau bisa diterima oleh kelompok tertentu.

Istilah “poser” digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berpura-pura menjadi bagian dari suatu subkultur, grup, atau kegiatan tertentu, tetapi sebenarnya tidak memiliki minat atau komitmen yang tulus terhadap hal tersebut.

Istilah ini sering kali digunakan secara merendahkan untuk menunjukkan bahwa orang tersebut hanya mengikuti tren atau mencoba memberi kesan tertentu kepada orang lain tanpa pemahaman atau apresiasi yang mendalam terhadap aspek-aspek yang menjadi inti dari subkultur atau aktivitas tersebut.

Sebagai contoh, dalam musik, seseorang mungkin disebut sebagai poser jika mereka mengenakan pakaian dan aksesori yang terkait dengan genre musik tertentu—seperti punk, metal, atau hip-hop—tetapi sebenarnya tidak mendengarkan musik tersebut atau tidak mengetahui banyak tentang budaya yang terkait dengan genre itu. Mereka mungkin melakukannya untuk mendapatkan penerimaan sosial dari kelompok yang mereka anggap keren atau untuk menciptakan sebuah persona yang dianggap menarik.

Di era digital, istilah poser juga sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang di media sosial yang mempresentasikan diri mereka dengan cara yang tidak autentik, misalnya dengan mengunggah foto atau update status yang dirancang untuk membuat mereka terlihat lebih menarik, sukses, atau terlibat dalam kegiatan tertentu lebih dari kenyataannya. Dalam semua kasus ini, kritik terhadap poser tidak hanya berfokus pada pilihan gaya atau estetika mereka, tetapi juga pada kurangnya keaslian dan upaya untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka sebenarnya atau apa yang mereka minati.