Romantisasi

Berbicara, mengidealkan, atau menganggap sesuatu lebih baik dari keadaan sebenarnya.

Meromantisasi (dari kata romanticizing) berarti mengidealkan atau mengagungkan sesuatu, sering kali dengan cara yang tidak sepenuhnya akurat atau realistis.

Ketika kita meromantisasi sesuatu, kita fokus pada aspek positifnya dan mengabaikan atau menyepelekan aspek negatifnya. Hal ini dapat terjadi pada berbagai hal, seperti hubungan, pengalaman, atau peristiwa bersejarah.

Sebagai contoh, meromantisasi era masa lalu mungkin dapat membuat kita mengabaikan penderitaan dan ketidakadilan yang biasa terjadi pada masa lalu tersebut dan hanya berfokus pada aspek positifnya saja. Meromantisasi seseorang atau suatu hubungan dapat dilakukan dengan melebih-lebihkan sifat-sifat baik seseorang dan mengabaikan kekurangan atau persoalan yang mungkin ada.

Secara umum, meromantisasi sesuatu dapat menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis dan pandangan yang melenceng dari kenyataan.

Berikut ini adalah beberapa contoh meromantisasi sesuatu:

  • Meromantisasi masa lalu: Beberapa orang meromantisasi era masa lalu, membayangkannya sebagai era yang lebih sederhana atau lebih indah daripada masa kini. Sebagai contoh, seseorang mungkin meromantisasi tahun 1990-an sebagai masa yang penuh dengan nilai-nilai keluarga dan kesederhanaan, mengabaikan ketidakadilan sosial dan keterbatasan pada masa itu.
  • Meromantisasi traveling: Beberapa orang meromantisasi konsep traveling, membayangkannya sebagai cara untuk melepaskan diri dari kehidupan sehari-hari dan mencari petualangan atau pencerahan. Sebagai contoh, seseorang mungkin meromantisasi ide tentang backpacking ke Eropa, tanpa menghiraukan tantangan teknis dan biaya yang harus dikeluarkan.
  • Meromantisasi cinta dan hubungan: Beberapa orang meromantisasi ide-ide tentang cinta dan hubungan, membayangkannya sebagai sesuatu yang sempurna dan membahagiakan. Sebagai contoh, seseorang mungkin meromantisasi ide tentang menemukan “the one“, mengabaikan tantangan dan komitmen yang ada dalam hubungan yang sebenar-benarnya.
  • Meromantisasi kreativitas: Beberapa orang meromantisasi gambaran menjadi seorang seniman kreatif, membayangkannya sebagai kegiatan yang murni dan menginspirasi. Sebagai contoh, seseorang mungkin meromantisasi citra seorang seniman yang kelaparan dan tinggal di gubuk, melupakan kenyataan hidup dan masalah keuangan dalam mencari nafkah sebagai seorang seniman.
  • Meromantisasi tentang alam: Beberapa orang meromantisasi pemikiran tentang alam, membayangkannya sebagai sebuah surga yang alami dan belum terjamah. Sebagai contoh, seseorang mungkin meromantisasi gambaran tentang hidup tanpa listrik di sebuah gubuk di tengah hutan, dengan mengabaikan tantangan dan kesulitan yang ada dalam gaya hidup seperti itu.

Ini hanyalah beberapa contoh, tetapi romantisasi dapat berlaku untuk banyak hal yang berbeda dan dapat diwujudkan dengan cara yang berbeda tergantung pada individu dan konteksnya.